Manusia dan keindahan
Keindahan adalah sesuatu yang membuat hati dan perasaan kita menjadi nyaman. Umumnya manusia dan keindahan adalah sesuatu yang tidak ingin dipisahkan, karena tidak ada manusia yang tak menginginkan keindahan yang berujung pada kebahagiaan.
Manusia adalah makhluk yang memiliki egoism yang tinggi sehingga makna keindahan akan bersifat objective. Artinya bahwa keindahan atau kebahagian yang kita alami belum tetnu menjadi indah bagi orang lain. Sehingga kita dapat simpulkan bahwa apapun yang kita rasakan baik keindahan atau penderitaan akan dibatasi oleh hak orang lain.
Sesungguhnya kebahagiaan itu tidaklah mutlak dan kekal, karena dunia ini selalu berputar yang menganalogikan bahwa tak selamanya kita akan merasakan keindahan. Ketika kebahagiyaan datang kepada kita , terkadang kita sebagai manusia menjadi lalai akan hakekat kebahagiyaan itu sendiri.
Manusia dan keindahan itu adalah dua buah hal yang sangat berkaitan, begitupun manusia dan penderitaan. Seperti cerita empat sahabat sejati yang akhirnya berpisah karena egoism. Sahabat-sahabat itu adalah CINTA,KEINDAHAN,KEBAHAGIAAN dan PENDERITAAN.
“pada suatu hari empat sahabat sejati ini pergi untuk jalan-jalan ke sebuah pantai dengan laut yang sangat indah. Akhirnya merekapun sampai pada tujuan yang diinginkan, mereka berempat sangatlah bergembira dan menikmati jalan-jalan tersebut.
“akan tetapi disaat meraka sedang asyik bermain , tiba-tiba ada sunami yang sangat besar sehingga untuk menyalamatkan diri haruslah menaiki perahu, pada saat itu hanya ada tiga perahu , lalu tiga perahu itu ditaiki oleh CINTA,KEINDAHAN dan KEBAHAGIAAN, sedangkan PENDERITAAN ditingalkan. Lalu si PENDERITAAN memangil KEBAHAGIAAN, hai ‘kebahagiaan’ tolonglah aku ini aku tertingal. ‘kebahagiaan’ berkata kepada ‘penderitaan’ maaf aku tidak bisa menolongmu karena aku takut aku menjadi menderita karena mu karena aku adalah ‘kebahagiaan’.
“kemudian si ‘penderitaan’ memangil ‘keindahan’, seperti halnya dengan ‘kebahagiaan’, ‘keindahan’ pun juga berlaku sama, ketika ‘penderitaan’ memanggil maka si keindahan berkata, hai penderitaan maaf jika engkau naik perahu bersamaku aku takut keindahanku akan berubah menjadi penderitaan. Hanya tinggal cinta yang belum dipanggil, akan tetapi belum sempat penderitaan memanggil ternyata cinta sudah jauh berlayar.
Akhirnya si penderitaan pun terkena sunami dan terombang-ambing oleh sunami tersebut, akhirnya dia terdampar di suatu tempat dan hanya sendiri di tempat itu . akan tetapi ketika si penderitaan sedang termenung datanglah seseorang yang menolongnya serta merawatnya hingga sembuh. Setelah sembuh si penderitaan menanyakan perihal nama yang menolong dirinya. Emm, siapakah gerangan yang telah membantuku untuk bertahan hidup ini…???. Lalu seseorang itu menjawabnya, aku adalah WAKTU. Benarkah engkau yang bernama penderitaan ..?? Tanya waktu. Benar waktu jawab penderitaan. Lalu waktu menjelaskan tentang keindahan dengan panjang lebar hingga akhirnya merasakan kesenangan yang belum pernah didapat sewaktu bersama sahabatnya .
Dari cerita tersebut dapat saya simpulkan bahwa memang benar sekali bahwa keindahan atau kebahagiaan itu bersifat objective. Karena dari cerita di atas tersirat bahwa si PENDERITAAN merasakan kebahagiaan dengan adanya WAKTU.
Maka dari itu kita sebagai manusia harus iklas menghadapi penderitaan dengan keindahan, karena keindahan,penderitaan,cinta hanyalah bergantung dari perasaan.
Segala sesuatu yang kita kerjakan jika dilakukan dengan rasa senang maka akan menjadi indah dan bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar